Di Ruang Bersalin




Jam digital di laptopnya fufu menunjukkan angka 13.27 pm.
Akses internet terbatas yang kebetulan terkoneksi dengan laptop 14 inch ini menyelamatkanku dari ketegangan menghabiskan waktu bersama pak Noer Jihad menunggu penguji lain.
Kami hanya berdua di ruang pesakitan ini. Meski udara AC cukup sejuk dan pintu di sebelah kiriku terbuka lebar hingga membuat suara anak-anak terdengar jelas dengan candaan-candaan mereka, tapi jantungku da berhenti berdegup.
Dumba'-dumba' gleter kata orang Makassar. Detik demi detik kulalui tanpa ketenangan.
Ya Allah aku memohon Ridho-Mu.
Kemarin lagi-lagi kutorehkan dosa. Meski kutahu pintu maafmu selalu terbuka, tapi tetap saja hatiku tak menemukan ketenangan.
Ya Allah, lagi-lagi kumemohon Ridho-Mu...
SayangKI' Allah....Dumba'-dumba'ka....

Kalian di mana?


Seseorang, ntah siapa,

Berani-beraninya dia masuk tanpa ijin di istanaku!

Wilayah kekuasaanku!

Meski cuma gubuk reok tak berharga ternyata bisa juga mengundang maling.

Jahat skali! Memangnya dia pikir gampang apa dapat begituan.

Perjuangan itu kasiannnnn

Bukan barang murah itu,,

Meski bukan dari gaji kerja kantoran, tapi dia didapat dari perjuangan hidup pas-pasan di negeri orang nun jauh di sana selama dua bulan. Asli berkorban cuma makan indomie selama dua bulan. Kalopun ada makan enak, itu juga karena ditraktir atau pas ada perhelatan di kampus.

Bawa pulangnya pun perjuangan. Harus di jaga, hati-hati melewati sensor penjagaan yang ketat di bandara. Tapi kali ini raib dengan mudahnya. Di ruang tamuku sendiri. Padahal saat itu saya dirumah brtiga. Tapi dia dengan lancngnya masuk. Jahat! Kenapa bukan laptop atau handphone para koruptor itu yang dia ambil? Toh punyaku saya peroleh tanpa harus mengambil hak orang lain. Mereka murni hasil jerih payahku. Jahat!

Masya Allah, Mungkin ini teguran darimu. Dosaku memang sangat besar dan tak terhitung jumlahnya. Kalau memang dengan cara seperti ini dosaku dapat ditebus, taka pa ya Allah. Setidaknya masih barang duniawi. Semoga bisa menjadi bekalku di akhiratmu. Semoga tuan maling yang terhormat menggunakan mereka sesuai dengan kebutuhannya. Semoga dapat membantunya dalam memnuhi kebutuhan baik dalam hidupnya. Pergunakanlah mereka sebaik mereka melayaniku selama kurang lebih setahun ini. Amiin