Di Ruang Bersalin




Jam digital di laptopnya fufu menunjukkan angka 13.27 pm.
Akses internet terbatas yang kebetulan terkoneksi dengan laptop 14 inch ini menyelamatkanku dari ketegangan menghabiskan waktu bersama pak Noer Jihad menunggu penguji lain.
Kami hanya berdua di ruang pesakitan ini. Meski udara AC cukup sejuk dan pintu di sebelah kiriku terbuka lebar hingga membuat suara anak-anak terdengar jelas dengan candaan-candaan mereka, tapi jantungku da berhenti berdegup.
Dumba'-dumba' gleter kata orang Makassar. Detik demi detik kulalui tanpa ketenangan.
Ya Allah aku memohon Ridho-Mu.
Kemarin lagi-lagi kutorehkan dosa. Meski kutahu pintu maafmu selalu terbuka, tapi tetap saja hatiku tak menemukan ketenangan.
Ya Allah, lagi-lagi kumemohon Ridho-Mu...
SayangKI' Allah....Dumba'-dumba'ka....

0 komentar:

Posting Komentar